putik-putik melati mulai berkembang
begitu indah inginku kugenggam
sampai semua jatuh berguguran
satu putik telah terbang
entah kemana akan berkembang…
putik lain tetap berkembang
sampai kapan akan kugenggam?
Hai huraira
pada siapa kanda mengadu
atas ketidak adilan yang kanda terima
hai huraira
hanya padamu kanda bertanya
atas apa yang engkau pakai
hai huraira
benar kanda iri padamu
atas lebih banyak dirimu
hai huraira
bukan kanda pinta jawabmu
hanya ingin kanda berbagi
atas ketidak adilan dunia
ketika aku kira kau pasti
kau malah berlari
ketika aku kira kau ada
kau malah tertawa
siapa kamu siapa aku
tanya sesal tanpa jawabnya
ketika aku terpaku
kau telah menghilang
ketika aku tersadar
kau memang tak ada
aku merenung
aku berpikir
aku menghayal, aku tak sampai
aku mencoba
aku merasa
aku melihat, tetap aku tak sampai
hariku hari kemarin
nafasku pun nafas kemarin
oksigen berangsur enggan mendekati
aku tersenyum
ruang hidup begitu sempitkah?
aku merenung
aku terdiam
tetap tak sampai
ibu! ibu! teriakku
aku melihat nasibku
terbang ksana kemari bermain bersama angin
hahaha! tawaku
lucu sekali, kadang melayang kadang berputar
sepoi-sepoi sepoi-sepoi
tawaku makin tak tertahan
pertunjukan bertambah asyik
kadang melayang kadang berputar
sepoi-sepoi sepoi-sepoi
tanyaku cahaya
apakah kau yang terang benderang
apakah kau yang menghidupkan siang
tanyaku cahaya
apakah kau sebuah kepastian
apakah kau adalah harapan
tanyaku cahaya
akankah kau terus terang benderang…
